Tim Gabungan Tertibkan Parkir Liar di Pejagalan
Puluhan personel gabungan menertibkan lokasi parkir liar di RW 16, Kelurahan Pejagalan, Penjaringan, Jakarta Utara, Rabu (23/4). Di lokasi seluas 2 hektare tersebut rencananya akan dibangun embung atau cekungan penampung aliran air hujan.
Kita menjaga agar lahan ini tidak dimanfaakan dan berubah fungsi. Selain merobohkan pagar dan delapan bangunan liar, kita juga no rmalisasi saluran yang di tutup untuk parkiran kontainer
Keresahan warga karena wilayahnya dijadikan lokasi parkir liar dan bangunan ilegal, direspon pihak Kecamatan Penjaringan. Hari ini, sekitar 60 personel gabungan yang terdiri dari Satpol PP, TNI dan Polri menertibkan kawasan itu.
Sebelumnya, pada Oktober 2013 lalu, di lahan tersebut, puluhan bangunan liar sudah ditertibkan. Namun karena belum juga dibangun embung oleh Dinas Pekerjaan Umum, lahan kemudian dimanfaatkan sejumlah orang tak bertanggungjawab menjadi lokasi parkir liar kontainer. Bahkan, sepanjang lahan sudah dipagari.
Lokasi Sampah di Ciracas Akan Dijadikan EmbungCamat Penjaringan, Rusdiyanto mengatakan, penertiban dilakukan sebagai upaya menjaga lahan agar tidak dialih fungsikan. Selama ini, setelah di tertibkan pada Oktober lalu, lahan tersebut belum juga dibangun embung dan dimanfaatkan sebagai parkiran kontainer.
"Kita menjaga agar lahan ini tidak dimanfaakan dan berubah fungsi. Selain merobohkan pagar dan delapan bangunan liar, kita juga normalisasi saluran yang di tutup untuk parkiran kontainer," tegas Rusdiyanto.
Menurut Rusdiyanto, kembali dimanfaatkannya lahan tersebut, karena pembangunan belum juga dilaksanakan. Saat ini yang sudah dilakukan oleh Sudin PU Tata Air baru sebatas normalisasi saluran sepanjang 3 km yang ada di areal lahan embung.
"Karena saluran airnya ditutup untuk parkiran, kawasan Pluit Karang jadi kerap tergenang. Makanya dengan eskavator yang ada kita normalisasi lagi, agar saluran air menuju Kali Karang ini lancar," tuturnya. Dia berharap, Dinas PU segera membangun embung, karena dikhawatirkan jika dibiarkan, kembali beralih fungsi.
Sementara itu, salah seorang pedagang kelontong yang menempati lahan, Arkom (41) mengaku, baru sekitar lima bulan membuka lapaknya. Dia memindahkan warungnya setelah pada November lalu digusur dari Taman Burung, Waduk Pluit.
"Saya sih pasrah aja, memang bukan lahan saya. Sehabis ini, mungkin saya akan berjualan gerobak saja," tandasnya.